Kunti Jatuh Cinta - Bagian 3


Bagian 3 - Bulu Ayam

Setelah pesta kemarin aku belum bisa move on dari senyum manis si kunti ganteng. Senyumnya selalu mengikutiku kemanapun. Ke kamar mandi, ke kamar tidur bahkan senyumnya lengket didalam dompet. hihi. Sejak saat itu aku makin tidak bisa membendung perasaanku kepadanya. Namun, aku selalu gugup ketika dekat dengan dia. Hal yang sebenarnya sudah aku rencanakan pasti akan berantakan kalau sudah di dekatnya. Sungguh derita si kunti jomblo.
Di dalam dunia kunti, lambang kasih sayang kami lambangkan dengan bulu ayam. Berbeda sekali dengan manusia yang melambangkan kasih sayang mereka dengan bunga. Bulu ayam itu jauh lebih romantis dan juga indah dari pada setangkai bunga. Aku seringkali berhayal ada kunti tampan yang memberiku setangkai bulu ayam. Meski sampai saat ini hal tersebut masih saja menjadi sebuah hayalan. 
Kira-kira mungkin gak ya, Adit suatu saat nanti memberiku bulu ayam. Duh, begini ni kalau sudah kelamaan menjomblo. Semua hal yang indah-indah cuma bisa datang dalam hayalan. Nasib memang jadi kunti yang kelamaan jomblo. "semua akan indah pada waktunya" aku sering sekali mendengar manusia ngomong begitu. Lucu sekali manusia. Menurutku itu hanyalah sebuah kalimat yang tujuannya untuk menghibur diri saja. Dimana kenyataannya, keindahan akan sulit datang buat aku si kunti yang memiliki wajah pas-pasan ini.
Tapi kira-kira kenapa yan si Adit kemarin menyapaku duluan, dan dari mana dia bisa tau namaku. Atau jangan-jangan dia juga suka sama aku ?
Halah, menghayal lagi.
Duh, keseringan menghayal membuat ku sulit move on kedunia nyata. Bahaya kalau dibiarkan begini terus. Aku harus berani berbicara di depan si Adit. Supaya aku bisa tau, kira-kira dia juga suka atau tidak sama aku. Dan kira-kira gimana ya kalau aku yang membawakan bulu ayam duluan buat Adit. Dari pada aku berharap ada yang memberiku, kenapa tidak aku saja yang memberi duluan.

Keesokan harinya..

Bersambung.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunti Jatuh Cinta

Kunti Jatuh Cinta - Bagian 2